Jejaring rindu

Kantung matamu kian membesar
Keriput di beberapa titik mulai memperjelas
Warna rambut yang semakin memudar
Tak apa, cantikmu masih terjaga

Pelukmu tak sekecang dulu
Alasan yg ada bukan karena tak rindu
Hanyak karena tenagamu tlah terkuras banyak hari ini
Tak apa, selagi senyummulah yang dapat mengganti keluh

Setelah hujan di bulan april
Kami di pisahkan oleh jarak yang tak tergapai tangan rentanya
Namun aku masih sama, tetap pulang pada tujuan seperti biasa
Pulang kepadanya melalui jejaring yang kini ada

"jadi...  Kapan pulang? "
Suara parau di sebrang sana membungkamku
"Sesegera mungkin mbah." 

Ada jarak pada waktu bisu
Degusan nafas saja yang mengisi
Panggilan itu tak lama berakhir
Setelah kami benar-benar berhenti melepas isak yang tak tertahankan - lagi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk dua puluh satu

Cerpen : Ada luka di balik kata PAHAM

Kutipan Harapan Sederhana Pagi