Rahasia sebelum usiaku tua

Kalau dengan uang aku bisa bahagia,  maka aku tidak akan pulang atau sekedar merindukan rumah, atau hanya ingin terlentang di kasur yang sebenarnya tidak seempuk lalu dan membenamkan diri dengan bantal lapuk lalu keluhkan semua. 

Berjuang bukanlah perkara mudah. Mama tidak ajarkan juga Abi tidak menuntunku untuk kejalan ini. Tapi seperti memang takdir yang mendorongku ke lubang ini sejak seragam putih melekat di setiap hari selain sabtu dan minggu. 

Jikalau para punjangga sosmed mengeluhkan bahwa lelakilah yang harus banting tulang,  lalu bagaimana dengan aku, seorang wanita yang sudah semakin keropos karena menopang dunia dengan tulang belakangku ini?  

Maaf sekali lelaki yang akan menemui keluargaku dengan sebungkus martabak di rumah nanti. Sepertinya kau tidak berentung karena pelengkap tulang rusukmu tak sempurna. Ia sudah habis di grogoti semangatnya untuk bertahan hidup dimasa mudanya.  Sisanya bersamamu akan lebih mudah untukmu. Tinggal kau temani ku saja sampai angin meniupku habis dan menyisakan bangku kosong di sampingmu. 

Sebelum usia ku tua

Singkat cerita, hidupku usai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk dua puluh satu

Cerpen : Ada luka di balik kata PAHAM

Kutipan Harapan Sederhana Pagi