Catatan kemarin, hari ini dan esok yang tak terbatas

Mulai kemarin dan beberapa hari sebelumnya
Aku lupa tepatnya
Yang ku ingat hanya menjadi penyair di atas kasur lantai tak berbungkus
Seakan menjadi hobi baru membuka galeri dan biarkannya hingga kedipan merah terlihat 

Sebelumnya datang untuk mengusik
Hingga akhirnya resmi menjadi pengusik
Dan Hening terasa mulai asik
Wajah memerah seperti hasil ibu mengerik

Ku pastikan satu saja
Aku benci hari esok dan begitupula selanjutnya 
Bahkan si tua pemetuah tak lagi berkata
Aku terlalu benci dan tak dapat menghentikan rasa
Rasa yang menutup asa
Rasa yang merutuki cita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk dua puluh satu

Cerpen : Ada luka di balik kata PAHAM

Kutipan Harapan Sederhana Pagi