Malamku bercerita

Malam...  Malam ...  Malam
Beberapa malam yang berlalu cepat
Pada suasana yang sama
Antara alam dan hati yang tenang

Hirup satu-dua dan seterusnya
Wangi seperti biasa
Nalarku menyimpan aromamu
Tanpa sadar, aku lebih dari sekedar bernafas

Kamu tak berwajah bahagia,  aku tahu
Saat ini kamu butuhkan pendengar, itu aku
Dengan posisi tak saling berhadap kau sekedar berbicara apapun itu, aku memahaminya
Lalu pada penghujung jalan aku selalu tersenyum, kamu tak melihatnya - selalu

Sesekali kau berseringai dan ciptakan momen yang ingin selalu ku putar
Tanpa sadar kembali nalarku menyimpan semua
Hingga aku mengetahui alur cerita leluconmu
Tenang saja,  aku akan selalu tertawa 

Lalu -  dari bagian termanis
Nalarku memutar ulang 
Dan aku selalu tertawa
Dimana waktu perputaran tepat di tengah gelap

Entah berapa bait lagi berisikan tentangmu
Mengenai dirimu saat ini, bukan mengenang
Meski takut, aku berusaha tetap sama
Menjadi seorang pendengar baik dan pemberi senyum tanpa pamrih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk dua puluh satu

Cerpen : Ada luka di balik kata PAHAM

Kutipan Harapan Sederhana Pagi